Rabu, 24 April 2013

Kangkung Pertama



Sayuran memiliki peranan penting bagi tubuh. Tidak ada ruginya mengonsumsi sayuran secara teratur. Hal ini aka meningkatkan performa tubuh. 

Untuk mengisi hari-hari yang kosong, aku memanfaatkannya untuk mencoba menjadi seorang petani asal-asalan. Yah lumayanlah daripada seorang penidur bantal.
Saat sedang membeli pakan ikan nila di sebuah toko, mataku tertarik untuk melumat bibit-bibit sayur yang berbaris rapi di etalase. Sontak, otakku memanggil “Ayo menanam!”  Tak elak lagi mulutku nyerocos menanyakan seputar tentang bibit-bibit itu dan akhirnya aku memutuskan untuk membeli sebungkus bibit kangkung.
                 
Setiba di rumah, tanganku tak kuasa untuk berdiam saja. Aku juga agak penasaran akan rupa bibit kankung itu. Alhasil, pertama kalinya aku menggenggam biji-biji yang masih asing itu di tanganku. Bentuknya lebih mirip dengan telur cicak bewarna coklat.
                
 “Kek, mane cangkul?” –Kek, cangkul dimana? tanyaku kepada kakek. Beliau celingukan mendapati aku menanyakan cangkul di siang bolong dan mendapati aku menimang-nimang bibit kangkung tersebut.
                 
Aku bergegas mencari-cari ember bekas atau apa saja yang bisa aku isi tanah dan menyemai biji-biji mungil yang ada di genggamanku. “Pakai nok ini aja’!” – Pakai yang ini saja! seru kakekku sembari menunjuk kea rah polybag di tangannya.
                
 Aku tersenyum puas.
                
 Dengan bangga aku melangkah menuju belakang rumah kakek dan mulai mengayunkan cangkulku di dekat pohon pisang.
               
“Eh, ngape ko nyangkul de situ’?” – Eh, kenapa mencangkul di situ? tanya kakekku.
                
 Aku menggaruk kepala heran. Apa yang salah dengan tanah di dekat pohon pisang?
                 
“Kini ko tekekat kan bangkai ayam di situ’, mane tanah itu dak bagus juag idang nanam.” – Nanti kau menggali bangkai ayam di situ, lagipula tanah itu tidak bagus untuk bercocok tanam.
                 
Kakek merenggut cangkul di tanganku dan segera menggali tanah di tempat bekas pembakaran sampah. Iya ya, tanah bekas pembakaran lebih banyak mengandung unsure hara sehingga akan membuat tanaman tumbuh lebih subur.

Berkat bantuan kakek, berhasil lah aku menanam kangkung pertamaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar